Rabu, 25 Juni 2014

Perjanjian Baru

Hujan menyapa di tanah Sinjai
Bunyi benturannya menjamah atap dan jiwaku
Mengingatkan-ku pada selimut sutra
Di mana tubuhmu berkerut dan menekuk

Lama dan meletihkan
Dikerat jiwa yang rapuh
Tak sekalipun aku meragukan
Bahwa aku lahir untuk mencintaimu

Lerai menuju nalarmu yang pernah damai
Dan kukembalikan segala dokrin-ku
Yang pernah aku hantar
Sebab tak ada lagi memori yang mesti dibuang

Setiap detik aku merambatkan munajat
Demi matang sempurna cinta ini
Kujulurkan cinta ke sulur-sulurmu
Sebab jiwamu dalam diriku tak akan padam

Hujan menyapa kembali di hari ke-dua
Tetes-tetesnya yang berjingkat
Mengingatkanku pada Perjanjian Baru kita
Yang kau tampung dalam gentong air

Kau berkata ;
Bahwa suatu ketika saat masa memenuhi gelas
Kau datang menghangatkan malam sepiku
Dan di saat itu, jiwaku sesaat berakhir di keningmu

Oleh : Wahyu Tarman
Sinjai, 26-06-2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar