Hujan menyapa di tanah Sinjai
Bunyi benturannya menjamah atap dan jiwaku
Mengingatkan-ku pada selimut sutra
Di mana tubuhmu berkerut dan menekuk
Lama dan meletihkan
Dikerat jiwa yang rapuh
Tak sekalipun aku meragukan
Bahwa aku lahir untuk mencintaimu
Lerai menuju nalarmu yang pernah damai
Dan kukembalikan segala dokrin-ku
Yang pernah aku hantar
Sebab tak ada lagi memori yang mesti dibuang
Setiap detik aku merambatkan munajat
Demi matang sempurna cinta ini
Kujulurkan cinta ke sulur-sulurmu
Sebab jiwamu dalam diriku tak akan padam
Hujan menyapa kembali di hari ke-dua
Tetes-tetesnya yang berjingkat
Mengingatkanku pada Perjanjian Baru kita
Yang kau tampung dalam gentong air
Kau berkata ;
Bahwa suatu ketika saat masa memenuhi gelas
Kau datang menghangatkan malam sepiku
Dan di saat itu, jiwaku sesaat berakhir di keningmu
Oleh : Wahyu Tarman
Sinjai, 26-06-2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar