Selasa, 03 Juni 2014

Sepenggal Sabda Sastra

Engkau adalah insan yang lahir di antara deretan aksara buku,
Kau membuatku berpedoman pada jenis cinta yang abstrak,
sedangkan kau lebih memahaminya sebagai sabda-sabda yang suci,
maka kita bertemu pada akar yang kuat.

Dan aku memutuskan: sampai di sini saja penjelajahan cinta-ku,
aku akhirnya sampai ke dermaga terakhir,
kau telah membawaku dalam petualangan nalar cinta secara kaffah,
di sana ada jiwamu yang paling dingin bagai bulan di malam purnama.

Diantara sepenggal sabda ini,
Aku mengajakmu duduk berteman secangkir kopi,
Sambil mencicipi sastra karya Buya Hamka,
Tiada lain untuk mengukir satu sejarah bersamamu.

Berawal di zaman demokrasi yang dipimpin Bung Karno,
Dimana para sastrawan Muslim dan komunis bergulat ideologi,
Di satu ruang dan lentera yang berbeda zaman,
Aku dan kau memiliki secarik sastra yang tak kalah ideologis.

Jangan salahkan Dewa jika ia tak mampu memisahkan kita,
karena aku akan membuktikan padamu dan padanya,
cinta ini jauh di ujung horizon sampai ke dalam jiwa,
bahwa kisah ini berakar di atas namamu.

Sinjai, 03-Juni-2014
Wahyu Tarman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar